INDONESIA BANGKRUT, INI SALAH SATU PENYEBABNYA!
INDONESIA BANGKRUT, INI SALAH SATU PENYEBABNYA!
Ini ada duit yang sama2 merahnya, yang satu itu 10 Euro, yang satunya lagi 100.000 Rupiah.
10 itu nol nya cuma satu, dan 100.000 itu nol nya ada lima. Kalau kita bandingkan 10 dengan 100.000 harusnya banyakan mana ? jelas banyakan 100.000.
Tapi duit yg 10 itu kalau kita tukarkan, ternyata lebih gede 10.
10 ini kalau kita tukarkan ke rupiah dapetnya hampir 150.000 rupiah.
Dan ternyata gara2 masalah duit kertas kayak begini, Indonesia yang sebenarnya kaya raya, itu bisa bangkrut..krut..krut… karena dijajah duit kayak begini.
Kalau dulu Indonesia dijajah Belanda pake pasukan, kapal perang, dan persenjataan, Dan setelah menang, Belanda baru bisa ngeruk kekayaan alam. Tapi sekarang itu nggak perlu pake pasukan. Untuk bisa mengeruk kekayaan Indonesia itu cukup pake uang kertas.
Kalo kita lihat sekarang ini kan Rupiah jatuh terus, kalo nggak salah sekarang 1 dollar sudah 13.300, anjlok terus. Kenapa ?
Sebenernya yang bikin rupiah itu jatuh atau bangkit itu tergantung banyak dan sedikitnya uang seperti ini (euro, dollar, dll) di Indonesia. Kalau rupiah sekarang itu merosot, karena duit2 kayak gini itu keluar dari Indonesia.
Sesuai dengan hukum pasar, kalo jumlah dollar atau euro yang ada di Indonesia itu sedikit, harganya jadi mahal, rupiah jadi murah. Sama juga kayak beras, beras itu kalo banyak jadi murah, kalo sedikit jadi mahal.
Jadi yang membuat rupiah jatuh itu karena dollar banyak keluar.
Nah berarti kalo kita ingin rupiah menguat lagi caranya bagaimana ? Caranya dollar harus ‘dipanggil’ lagi. Maksudnya gimana ? Kita bisa ‘manggil’ dollar atau euro itu dengan cara mengekspor Sumber Daya Alam (SDA) kita. Gak bakal bisa kalo kita tukar dengan rupiah kita. Rupiah ini nggak laku di luar negeri.
Jadi kita harus mengekspor minyak, emas, kayu, batubara, gas, dsb dan itu ditukar dengan kertas2 yang ini nyetak nya itu nggak pake biaya gede. Satu lembar itu nyetaknya hanya 4 sen dollar. Kalo dollar saat ini sekitar 13.300 rupiah, maka 4 sen dollar sekitar 532 rupiah. Amerika itu kalo nyetak 1 dollar, itu langsung untung 12.700 rupiah, kalo yang ditulis itu 100 dollar, itu nilainya lebih dari 1,3 juta, biaya nyetaknya gak sampe 600 rupiah. Alhasil kertas yang dicetak ini nantinya menentukan jatuh bangunnya rupiah.
Kalo mau rupiah ini menguat, kita harus menguras kekayaan alam untuk memasukkan dollar2 yang nggak ada harganya sama sekali. Dan ‘hebatnya’ Indonesia ini mau2 aja kekayaan alamnya yang luar biasa ditukar hanya dengan kertas.
Kenapa ini bisa terjadi ???
Ini disebabkan karena Indonesia ini sudah melanggar Al-Qur’an. Loh kok bisa begitu ? Kaitannya gimana kok moro2 iso menyimpulkan seperti itu.
Jadi dalam Al-Qur’an sudah sejak lama menyebutkan:
“…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahulah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih” (QS At Taubah 9:34)
Jadi maksudnya apa ? Emas dan perak tidak boleh disimpan, itu harus beredar menjadi mata uang. Kalo umat islam tidak mau pake mata uang emas dan perak, kita bisa dijajah dengan kertas.
Jaman Rasul pun dulu pake mata uang emas dan perak (dinar dan dirham). Makanya kalo mata uang itu sesuai AL-Qur’an, itu sebenarnya mata uang yang adil untuk semua, tidak hanya untuk umat islam saja.
Misalnya, Amerika butuh minyak, Silakan impor dari Indonesia. Kita boleh ekspor minyak ke Amerika syaratnya apa ? Jangan ditukar dengan kertas! Itu mendzolimi kita. Sebaliknya kalo kita ekspor minyak dan diganti dengan emas, ini akan lebih adil. Kalo kita mau beli pesawat ke Amerika juga silakan, tapi kita juga membelinya jangan pake kertas, ini juga bisa mendzolimi.
Makanya Al-Qur’an mengatakan “la tadzlimuna wa la tudzlamun” (jangan mendzolimi dan jangan sampai didzolimi). Makanya kalo bukan pake mata uang Al-Qur’an pasti ada pihak yang didzolimi, dalam hal ini adalah Indonesia.
Jadi, kenapa kita bangkrut, padahal kaya raya ? Hanya karena dijajah oleh kertas dan tidak manut sama Al-Qur’an (Syariah Allah).
Wallahu a’lam bis shawwab
Sumber : Dudung Abdul Majid
Post a Comment