Kematian merupakan sebuah hal yang tak terpecahkan sejak dahulu hingga kini. Sejak zaman dahulu, banyak kaisar dan raja yang mengidamkan dirinya menjadi sosok yang kekal dan tak pernah mati. Namun nyatanya, hingga kini, tidak pernah ada manusia yang mampu bertahan sepanjang masa dari kematian.
Berbagai penelitian medis terus dilakukan untuk mengungkap kenapa manusia mengalami kematian. Adapun peristiwa sakaratul maut yang sering diungkapkan dalam Islam dianggap sebagai bentuk halusinasi dari orang yang akan mengalami kematian.



Namun, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan fakta yang mengejutkan. Berthold Ackermann, seorang ilmuwan dari Jerman berhasil menyimpulkan bahwa proses menjelang kematian atau sakaratul maut adalah merupakan hal yang nyata. Penelitian ini juga merupakan sebuah bukti adanya akhirat sebagai bentuk dualisme manusia secara jasmaniah dan ruhaniah.

Penelitian Ackerhmann ini dilakukan dengan melibatkan tim psikolog Technische Universtät di Berli. Melalui serangkaian eksperimen klinis, tim ini berhasil merinci adanya bukti-bukti kehidupan setelah kematian.
Adapun metode yang dilakukan adalah dengan membuat eksperimen “near death experience”atau pengalaman mendekati kematian.  Secara klinis, pasien akan “dimatikan” selama hampir 20 menit lalu  dihidupkan kembali dengan menggunakan teknologi mutakhir.

Walau cukup kontroversial, penelitian ini berhasil mengundang  944 sukarelawan untuk mengikuti prosedur “shutdown” sementara ini. Pasien akan diberikan campuran obat-obatan, beberapa dia antaranya epinefrin dan dimethyltryptamine, sehingga dengan mudah pasien akan bisa dihidupkan kembali tanpa terjadi kerusakan organ yang fatal.

Untuk memantau perkembangan selama 20 menit kematian tersebut, tim menggunakan alat bernama AutoPulse. Alat ini akan merekam pengalaman medis yang dilalui oleh pasien selama kematian. Uniknya, semua pasien membeberkan pengalaman yang sama ketika mengalami proses “shutdown” tersebut.
Saat proses “shutdown” sebagian merasakan perasaan tenang, nyaman, dan melayang. Mereka juga melihat cahaya terang saat tubuhnya kehilangan kesadaran. Adanya penemuan ini tentu cukup mengejutkan kalangan agamawan termasuk para atheis dan kaum skeptisisme yang tidak mempercayai adanya kehidupan setelah kematian. Bagaimana menurut Anda?

Post a Comment

 
Top